Monday, April 06, 2009

FENOMENA BLT (BANTUAN LANGSUNG TUNAI)

Pada awal isu akan bergulirnya kebijakan BLT oleh pemerintah sudah banyak terjadi pro dan kontra mengenai kebijakan tersebut. Baik itu oleh kalangan LSM maupun mahasiswa dan masyarakat. Khsusnya mahasiswa yang kontra terhadap kebijakan itu beralasan bahwa BLT sangat tidak mendidik khsusnya untuk mental psikologi masyarakat yang menerima BLT karena membuat mental rakyat Indonesia bermental pengemis. Namun pemerintah sendiri berujar BLT bisa meningkatkan daya beli masyarakat miskin secara langsung dari pada memberikan subsidi harga, seperti subsidi harga BBM.

Bahkan untuk meredam protes dari mahasiswa pemerintah juga memprogramkan BLT tersebut kedalam beasiswa perguruan tinggi yang diubah namanya BKM (Bantuan Khusus Mahasiswa), mahasiswa menggangap itu adalah penyuapan agar mahasiswa diam, namun pemerintah membantahnya.
Setelah beberapa waktu pro-kontra tentang BLT ini tidak terdengar lagi, sampai masa kampanye polemik tentang BLT muncul kembali, khusunya polemic antara calon presiden. Bantuan uang tunai yang sebagai kebijakan pemerintah SBY-Jk untuk meningkat daya beli masyarakat miskin berkali-kali mendapat keritikan pedas.
Keritikan yang paling terdengar yaitu dating dari kubu Megawati. Mega mengatakan dia sangat sedih melihat masyarakat diperlakukan seperti itu. Menurut dia pembagian BLT bersifat eksploitatif dan kurang manusiawi, masyarakat miskin harus berdesak-desakan demi mendapatkan uang 200rb. Bahakan menurut mega kebanyakan yang berdesak-desakan adfalah orang lanjut usia. Lanjut Mega sebaiknya dana 23 triliun itu digunakan untk proyek pembangunan infrastruktur yang dapat menciptakan lapangan kerja.
Keritik lain juga disampaikan oleh calon presiden, Prabowo Subianto. Menurut dia BLT hanya akan membuat masyaraka ini bermental manja. Namun SBY menjawab kritikan tersebut SBY menekankan bahwa BLT hanyalah salah satu di antara prestasi yang dicapai pemerintah.
Lepas dari siapa yang salah dan siapa yang benar, kebijakan pemerintah tentang BLT bukanlah yang pertama di dunia. Namun sudah banyak Negara yang memberikan bantuan langsung kepada rakyatnya, baik itu Negara miskin, berkembang, maju, bahkan yang sudah kaya sekalipun. Argument dari BLT pada umunya adalah pemberian subsidi langsung (BLT) cenderung lebih efektif ketimbang pemberian subsidi harga produk, misalnya subsidi harga BBM.
Bentuk dari BLT itu sendiri berpariasi dari berbagi Negara ada yang bersifat regular berupa tunjangan social (social security) dan ada yang sifatnya nonregul seperti BLT yang diberikan di Indonesia. Metode pemberian pun berbeda-beda dari setiap Negara tergantung dari kondisi Negara masing-masing.
BLT secara umum disebut cash transfer atau cash benefit baik itu yang berbentuk regular ataupun nonreguler. Biasanya emakin maju Negara dan semakin besar pendapatan Negara tersebut maka semakin mampu suatu Negara memberikan tunjangan regular terhadap rakyatnya. Sedangkan Negara miskin atau pun Negara yang sedang berkembang biasanya hanya memberikan tunjangan nonreguler dan itu juga diberikan pada waktu sulit-sulit saja. Negarayang cukses melakukan BLT seperti Meksiko dan Mozambik.
Kadang-kadang Negara maju juga memberikan tunjungan yang bersifat nonreguler, dan itu diberikan biasanya pada saat-saat sulit. Seperti yang dilakukan PM Australia Kevin Rudd dam mengatasi dampak krisis global dengan mengucurkan BLT bagi rakyat miskin menjelang natal tahun lalu yang disebut Chirstmas Cash.
Artinya Pembagian BLT di Indonesia bukanlah satu-satunya Negara yang melakukan metode tersebut. Jadi kalo ditinjau dari segi kebijakan politik, argument kalau BLT sifatnya tidak mendidik dan memberikan metal pengemis patut dipertanyakan. Namun begitu ada beberapa opsisi yang menolak BLT bukan karena BLT dapat memanjakan atau merusak mental masyarakat namun mereka menganggap BLT tidak memberikan dampak nyata terhada perekonomian.
Namun dari data pembagian BLT di Australia memberikan dampak positif yang cukup besar, setidaknya lebih besar dari yang diperkirakan. Ini artinya argument bahwa BLT tidak meberikan dampak ekonomi secara langsung tidak sepenuhnya benar.
Yang membuat mirisnya pembagian BLT di Indonesia ini yaitu cara pembagiannya yang terkesan eksploitatif dan menyusahkan rakyat kecil. Bayak kelemahan dari pembagian BLT di Indonesia antara lain, adalah banyaknya warga miskin yang tidak terdaftar sebagai penerima BLT, distribusi kartu BLT yang tidak merata dan juga kurangnya koordinasi pemerintah dengan PT pos Indonesia di daerah dan konflik social akibat program tersebut. Bahkan sering terdengar terjadinya pemotongan sepihak dari uang BLT yang diterima.
Sebenarnya untk kedepan pemerintah bisa mamfaatkan jasa-jasa bank nasional untuk membantu menyalurkan dana BLT sehingga pebagian menjadi lebih teratur dan tidak berkesan eksploitatif.



Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "FENOMENA BLT (BANTUAN LANGSUNG TUNAI)"

Post a Comment

Sobat-sobat semua sudah punya rekening virtual gak buat transaksi di internet. Kalo belum daftar di PAYPAL, Klik aja Icon dibawah Ini

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.